ALMULUKNEWS.COM_AMBON – Perayaan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, berlangsung meriah dan penuh haru. Ribuan warga NU dari berbagai penjuru Kabupaten Buru berbondong-bondong menghadiri acara yang dipusatkan di lokasi Panen Raya, Kecamatan Waplau, kemarin.
Acara ini menjadi momen bersejarah bagi NU di Maluku, dengan kehadiran tokoh-tokoh penting, di antaranya Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. (H.C.) K. H. Zulfa Mustofa, Wakil Sekretaris Umum PBNU Lukman Mafagon, Penjabat Bupati Buru Syarif Hidayat, Ketua PWNU Maluku Dr. H. Yamin, Rais Syuriyah PWNU Maluku Abdul Rahman Tuanaya, Khatib Syuriyah PWNU Maluku Ustaz Chairudin Talaohu, serta unsur Forkopimda, tokoh agama, dan masyarakat setempat.
Namun, di tengah kemeriahan acara, ada satu momen yang begitu menyentuh hati. Penjabat Bupati Buru, Syarif Hidayat, yang juga mantan Ketua PWNU Maluku, tidak kuasa menahan tangis saat menyanyikan lagu “Yalal Wathan” bersama ribuan warga NU.
“Jujur, saya menangis tadi. Ketika menyanyikan lagu Yalal Wathan, saya teringat betapa dulu sulitnya mengumpulkan massa sebanyak ini untuk acara NU di Maluku. Ini adalah cita-cita kami saat itu, dan hari ini saya terharu melihat ribuan orang berkumpul untuk NU,” ujarnya dengan suara bergetar.
Syarif Hidayat kemudian mengenang perjalanannya sebagai kader NU di Maluku. Ia bercerita tentang bagaimana dirinya melewati berbagai fase dalam organisasi, mulai dari tingkat bawah hingga akhirnya dipercaya sebagai Ketua PWNU Maluku.
“Saya ini lahir dan besar sebagai kader NU. NU bukan sekadar organisasi bagi saya, tapi rumah tempat saya tumbuh. Bicara tentang NU, saya sangat paham karena saya dibesarkan di lingkungan Nahdlatul Ulama di Maluku,” ujarnya.
Sebagai mantan Ketua PWNU Maluku, ia berharap eksistensi NU di Kabupaten Buru dan Maluku secara umum terus berkembang. Ia juga menekankan pentingnya kaderisasi agar NU terus melahirkan generasi penerus yang militan dan berkualitas.
“Kader NU harus siap memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan di daerah ini. Saya ingin melihat NU semakin kuat, semakin berperan, dan terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Wakil Ketua Umum PBNU, Dr. (H.C.) K. H. Zulfa Mustofa, dalam sambutannya menegaskan bahwa NU adalah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
“NU semakin dicintai masyarakat, dan itu bukan tanpa alasan. Ada empat indikator utama yang membuat NU tetap kuat dan diterima oleh rakyat,” katanya.
Keempat indikator tersebut, lanjutnya, masing masing Ikatan Keilmuan, di mana NU selalu menjaga tradisi keislaman yang bersanad dan berbasis pada keilmuan para ulama. Kedua Faham Keagamaan, yang menjunjung tinggi Islam moderat, toleran, dan rahmatan lil alamin. Faham Kebangsaan, di mana NU selalu berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI. dan Tugas Bersama, yang menjadikan NU sebagai organisasi yang solid dan mampu merangkul semua golongan.
Menurutnya, kehadiran ribuan warga dalam acara Harlah NU di Kabupaten Buru merupakan bukti nyata bahwa NU benar-benar ada di hati masyarakat. “NU bukan hanya organisasi, tetapi juga rumah besar bagi umat Islam di Indonesia bahkan dunia” tegasnya.
Suasana haru dan kebanggaan terasa begitu kental dalam acara ini. Ribuan warga NU yang hadir mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh antusias. Mulai dari doa bersama, tausiah, hingga refleksi NU di Maluku.
Dengan suksesnya perayaan Harlah NU ke-102 di Kabupaten Buru, harapan besar pun muncul agar NU semakin berkembang di Maluku. Ketua PWNU Maluku, Dr. H. Yamin, menegaskan bahwa momentum ini harus dijadikan titik tolak bagi NU di Maluku untuk semakin maju. “NU harus semakin kuat dan berperan aktif dalam membangun masyarakat. Mari kita jadikan NU sebagai pilar keislaman yang menebarkan kebaikan bagi semua,” tutupnya.
Yamin menjelsakan dengan semangat kebersamaan dan kecintaan yang besar dari masyarakat, NU di Kabupaten Buru dan Maluku secara umum diyakini akan terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi umat. (***)