ALMULUKNEWS.COM_AMBON – Pembangunan Pondok Pesantren Adinulkarim di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, diharapkan menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam terbesar di daerah ini.

Keinginan tersebut disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag, M.Pd.I, yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Maluku, saat melakukan kunjungan ke di Desa Waekasar, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, kemarin.

Dr. Yamin menegaskan bahwa kehadiran pondok pesantren ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Dengan luas lahan 1,7 hektar yang diwakafkan oleh warga dan mendapat dukungan penuh dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), pondok pesantren ini diharapkan menjadi pusat pendidikan Islam yang mampu mencetak santri unggulan di Maluku.

“Potensi besar masyarakat Muslim di Kabupaten Buru harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika pembangunan pondok pesantren ini dilakukan dengan serius dan dikelola dengan baik, saya yakin Kabupaten Buru akan menjadi daerah penghasil santri berkualitas di Provinsi Maluku,” ujar Dr. Yamin.

Dalam kesempatan itu, Dr. Yamin juga menekankan bahwa salah satu aspek mendasar dalam pembangunan pesantren adalah legalitas lahan. “Lahan yang diwakafkan untuk pembangunan pesantren tidak boleh dalam status sengketa. Harus dipastikan semua aspek hukumnya jelas agar tidak ada kendala di kemudian hari,” tegasnya.

Ia pun berjanji akan membantu mengurus seluruh administrasi dan legalitas yang diperlukan agar pendirian pondok pesantren ini berjalan lancar dan sesuai regulasi. “Kami dari Kemenag akan mendampingi proses administrasi, termasuk perizinan dan legalitas pesantren ini. Harapannya, pondok ini dapat segera beroperasi dan menjadi pusat pendidikan Islam yang berkualitas,” tambahnya.

Dijelaskan Pembangunan Pondok Pesantren Adinulkarim dan Masjid Hasyim Asy’ari merupakan langkah besar dalam meningkatkan pendidikan Islam di Kabupaten Buru. Dengan konsep pemondokan santri, pesantren ini diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan berbasis asrama terbesar di Maluku.

Menurut Dr. Yamin, keberadaan pondok pesantren ini akan memberikan dampak besar bagi masyarakat, terutama dalam menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini kepada generasi muda. “Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia. Dari pondok ini, kita ingin melahirkan generasi Muslim yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia,” katanya.

Keberhasilan pembangunan pondok pesantren ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik dari PBNU, pemerintah daerah, maupun masyarakat setempat. PBNU telah memberikan komitmennya untuk mendukung proyek ini sejak awal, sementara masyarakat menunjukkan antusiasme besar dengan mewakafkan lahan untuk pembangunan pesantren.

“Hari ini adalah awal dari perjalanan besar. Dengan semangat kebersamaan, kita bisa mewujudkan pondok pesantren yang bukan hanya terbesar di Maluku, tetapi juga terbaik dalam mencetak santri berkualitas,” tutur Dr. Yamin.

Masyarakat setempat menyambut pembangunan pesantren ini dengan penuh harapan. Dengan dimulainya pembangunan ini, harapan besar pun muncul agar pondok pesantren Adinulkarim benar-benar bisa menjadi pusat pendidikan Islam terbesar dan terbaik di Maluku.

“Saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung pembangunan ini. Jika kita bersatu dan bekerja keras, pondok pesantren ini akan menjadi kebanggaan kita semua dan mencetak santri-santri yang akan meneruskan perjuangan Islam di masa depan,” tutup Dr. Yamin. (***)