ALMULUKNEWS.COM_AMBON – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag, M.Pd.I, membuka kegiatan manasik haji bagi calon jemaah haji di Kabupaten Buru. Acara yang berlangsung di Masjid Al Buruj, Kota Namlea, ini dihadiri ratusan calon jemaah dari berbagai wilayah di Kabupaten Buru.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman mendalam mengenai tata cara ibadah haji serta memastikan kesiapan fisik dan mental para jemaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Dalam sambutannya, Dr. Yamin menekankan pentingnya persiapan yang matang bagi seluruh jemaah. Ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang membutuhkan ketahanan fisik yang prima serta pemahaman yang baik tentang rukun-rukun haji.
“Jemaah harus mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan, rutin memeriksakan diri, mengatur pola makan, berolahraga, serta meluangkan waktu lebih banyak untuk menjaga kebugaran tubuh. Sebab, ibadah haji sangat mengandalkan kondisi fisik yang prima,” ujar Dr. Yamin.
Kakanwil mengatakan mengingatkan bahwa kesehatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan oleh setiap calon jemaah haji. Ia menegaskan bahwa kondisi fisik yang lemah dapat menghambat kelancaran ibadah, mengingat ibadah haji memerlukan stamina yang kuat karena aktivitas fisik yang padat, seperti tawaf, sai, dan wukuf di Arafah.
“Jika dalam pemeriksaan kesehatan ada jemaah yang terdeteksi memiliki masalah serius yang bisa mengganggu perjalanan ibadah haji, maka keberangkatannya bisa ditunda demi keselamatan dirinya sendiri,” katanya.
Untuk itu jemaah mengikuti semua anjuran dokter, terutama dalam menjaga pola makan dan menghindari makanan yang dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.
“Jika dokter menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan tertentu, maka itu harus dipatuhi. Jangan sampai karena pola makan yang tidak sehat, kondisi fisik menjadi lemah dan akhirnya menghambat pelaksanaan ibadah,” tambahnya.
Selain kesehatan fisik, Dr. Yamin juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan emosional. Ia mengingatkan bahwa dalam perjalanan haji, jemaah akan menghadapi berbagai tantangan, seperti cuaca ekstrem, kepadatan jemaah, serta perubahan pola aktivitas yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis. Oleh karena itu, kesiapan mental menjadi faktor penting agar jemaah dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk.
Selain kesiapan fisik dan mental, Kakanwil juga mengingatkan pentingnya pemahaman mendalam mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji. “Jemaah harus memiliki bekal ilmu yang cukup tentang rukun haji sesuai tuntunan yang telah ditetapkan. Dalam buku manasik haji sudah dijelaskan secara rinci tata cara pelaksanaan haji. Bacalah berulang-ulang agar pemahaman tentang esensi perjalanan ibadah haji semakin kuat,” tegasnya.
Menurutnya, manasik haji adalah kesempatan emas bagi jemaah untuk memahami setiap tahapan ibadah haji dengan baik. Ia meminta agar jemaah aktif bertanya kepada pembimbing manasik jika ada hal yang belum dipahami agar tidak terjadi kebingungan saat berada di Tanah Suci.
Lebih lanjut, Kakanwil mengingatkan ibadah haji bukan hanya sekadar perjalanan ke Tanah Suci, melainkan sebuah panggilan dari Allah SWT yang harus dijalani dengan niat yang tulus.
“Yang paling utama dalam ibadah haji adalah niat yang lurus. Jangan sampai perjalanan ibadah ini justru menjadi ajang untuk pamer dan mencari pengakuan dari orang lain. Haji adalah ibadah yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi panggilan Allah,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa haji yang diterima adalah haji yang dijalankan dengan penuh keikhlasan dan mengikuti seluruh syariat Islam dengan benar.
“Jangan sampai setelah pulang dari Tanah Suci, kita malah menjadi pribadi yang sombong karena status sebagai haji. Justru setelah haji, kita harus semakin rendah hati dan meningkatkan kualitas ibadah serta kepedulian sosial,” ujarnya.
Kegiatan manasik haji ini diikuti dengan antusias oleh ratusan calon jemaah dari berbagai kecamatan di Kabupaten Buru. Para peserta terlihat khusyuk mendengarkan setiap materi yang disampaikan oleh narasumber dan aktif mengajukan pertanyaan terkait teknis pelaksanaan ibadah haji.
Setelah pembukaan oleh Kakanwil Kemenag Maluku, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi manasik haji yang disampaikan oleh Rais Syuriyah PWNU Maluku, Dr. Abdul Rahman Tuanaya. Dalam pemaparannya, Dr. Abdul Rahman menjelaskan berbagai aspek penting dalam ibadah haji, termasuk tata cara pelaksanaan, doa-doa yang harus dipahami, serta adab selama berada di Tanah Suci.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi seluruh calon jemaah haji, sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah dengan lancar dan memperoleh haji yang mabrur.
“Kami berharap semua jemaah dapat memanfaatkan manasik ini dengan sebaik-baiknya. Semoga perjalanan ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan membawa keberkahan bagi kita semua,” tutup Dr. Yamin. (***)