- Laporan : Aditya Badrun | Foto : Husen Samalo
HUMAS IA, AMBON, — Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai dasar pelaksanaan kegiatan bagi setiap pegawai di kampus. Acara ini secara resmi dibuka oleh Rektor IAIN Ambon, Dr. Abidin Wakano, M.Ag, dan diselenggarakan secara hybrid pada Senin, 17 Februari 2025.
Dalam arahannya, Dr. Abidin Wakano menekankan pentingnya SOP sebagai landasan utama dalam menjalankan setiap kegiatan di lingkungan kampus. Ia menggarisbawahi prinsip dasar penyusunan SOP dengan pernyataan, “Tulislah apa yang dikerjakan, dan kerjakanlah apa yang ditulis.”
Kegiatan ini dilaksanakan sendiri, dengan dalil karena SOP yang dimiliki IAIN Ambon saat ini sudah perlu direvisi. Pasalnya, SOP itu disusun sejak tahun 2018 silam, dan masih digunakan oleh IAIN Ambon. Melihat kondisi kekinian dalam perubahan IAIN Ambon, maka penyusunan ini sangat penting untuk menta kampus ini ke depan.
Sebab, lanjut Rektor, perencanaan yang baik dengan memenuhi standar operasional prosedur akan mempermudah evaluasi terhadap pencapaian kinerja yang telah dilakukan.
“Penyusunan SOP adalah langkah strategis untuk mengatur kemajuan lembaga dan kinerja setiap ASN di IAIN Ambon, baik untuk saat ini maupun masa depan. SOP akan menjadi alat ukur dalam monitoring dan evaluasi. Kita harus memastikan bahwa apa yang kita kerjakan tidak dilakukan secara spontan, tetapi berdasarkan panduan yang jelas,” ungkap Rektor.
Ia juga menegaskan bahwa SOP harus menjadi pedoman utama bagi seluruh pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Dengan adanya SOP yang terstruktur, setiap individu dapat mengetahui standar kerja yang harus dipenuhi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan akuntabilitas lembaga.
Acara ini turut menghadirkan Ketua PPMI sekaligus Asesor LAMDIK, Dr. Sri Rahmi, M.A., yang memberikan pemaparan terkait pentingnya penyusunan SOP yang selaras dengan budaya organisasi secara virtual zoom dari Provinsi Aceh.
“SOP tidak boleh bertentangan dengan budaya organisasi, terutama kebijakan pimpinan. SOP diperlukan oleh semua individu dalam lembaga, baik dalam kerja tim maupun individu. SOP juga harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan agar dapat menjadi pedoman yang jelas,” ujar Dr. Sri Rahmi.
Sebagai contoh penerapan SOP yang berhasil, ia menyinggung pengalaman di UIN Ar-Raniry, khususnya di Fakultas Tarbiyah, di mana dari 13 program studi, 11 di antaranya telah mendapatkan predikat unggul berkat penerapan SOP yang baik.
Melalui kegiatan ini, diharapkan IAIN Ambon dapat menyusun SOP yang komprehensif dan aplikatif, guna meningkatkan mutu akademik dan tata kelola kampus secara berkelanjutan. Dengan keseriusan seluruh pihak dalam penyusunan SOP ini, setiap pegawai dapat berkontribusi dalam membangun masa depan lembaga yang lebih baik. Kegiatan ini diikuti seluruh unsur pimpinan unit, mulai dari institut hingga fakultas. (*)