ALMULUKNEWS.COM AMBON  – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I., melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Khair di Kota Namlea, Kabupaten Buru. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat langsung perkembangan pendidikan di madrasah tersebut.

Sekolah yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pendirian Nomor 201/KW.25.02.5/PP.03.2/07/2018 ini memiliki program unggulan melahirkan para penghafal Al-Qur’an di wilayah penghasil minyak kayu putih ini.

Keunggulan program hafalan Al-Qur’an di lembaga pendidikan yang didukung oleh 16 tenaga pendidik dan kependidikan ini berdampak besar dalam menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di madrasah tersebut.

Sejak awal berdiri pada tahun 2018, MTs Miftahul Khair hanya memiliki 8 siswa. Namun, saat ini, jumlah siswa telah mencapai 200 orang. “Kondisi ini tentu kami sambut baik. Namun, ruang kelas yang tersedia saat ini tidak lagi memadai untuk menampung seluruh siswa. Akhirnya, kami menerapkan sistem belajar dua sif untuk memaksimalkan layanan pendidikan,” ujar Kepala MTs Miftahul Khair Namlea, Puspa Latukau, Selasa (10/12).

Menurut Puspa, lembaga pendidikan yang berdiri di atas lahan seluas 3.500 meter persegi dan berlokasi di Jl. Masjid Agung Al-Buruuj ini sangat membutuhkan perhatian pemerintah untuk menyediakan tambahan sarana ruang belajar.

“Saat ini, madrasah ini hanya memiliki empat ruang kelas. Meskipun jumlah tenaga pendidik kami sudah memadai, ruang belajar tetap menjadi kebutuhan mendesak agar pelayanan pendidikan dapat berjalan lebih optimal,” kata Puspa.

Ia menjelaskan bahwa MTs Miftahul Khair memiliki visi menjadi gudang para penghafal Al-Qur’an di Kabupaten Buru. Oleh karena itu, selain pelajaran sesuai kurikulum, siswa juga diwajibkan mengikuti program hafalan Al-Qur’an pada waktu-waktu tertentu.

“Kurikulum kami dikembangkan dan dipadukan dengan metode belajar hafalan Al-Qur’an, khususnya pada hari Jumat dan Sabtu. Program ini wajib diikuti oleh seluruh siswa,” ungkapnya.

Salah satu dampak positif dari pola pendidikan seperti ini adalah para siswa tidak hanya memiliki pengetahuan umum, tetapi juga pemahaman yang baik tentang ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Selain itu, siswa mampu tampil di berbagai ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Hal inilah yang membuat masyarakat semakin percaya untuk mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada kami di Kota Namlea ini,” ujar Puspa.