Orasi Ilmiah | Hendrik Lewerissa, S.H., LL.M | Anggota DPR-RI Dapil Maluku
WISUDA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon berlangsung khidmat. Seiring disematkan tali toga peserta wisuda oleh Rektor IAIN Ambon, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si.
Ribuan mata yang turut menyaksikan prosesi ini, terpanah sesaat ketika melihat lembaran foto tulisan yang ada di atas kursinya masing-masing.
Kertas yang terjilit itu semakin jelas maknanya, setelah wajah asli yang ada pada gambar tersebut tampil di mimbar podium.
Cover tulisan ini berjudul “Strategi Kebijakan Pembangunan dalam Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan Perguruan Tinggi di Maluku”.
Tulisan yang boleh dibilang jarang dijumpai di tengah hiruk-pikuk era digitalisasi ini. Isinya menantang kondisi kekinian, khususnya Maluku.
Catatan ini begitu menarik, sehingga menyita perhatian sejumlah dosen yang hadir pada wisuda IAIN Ambon. Terlihat, beberapa profesor dan doktor turut membaca tulisan ini, sejak berada di ruang Auditorium IAIN Ambon, tempat dilaksanakannya wisuda.
Mukaddimah makalah 25 halaman ini diawali dengan penguraian tagline, “Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”.
Mata saya tertuju pada tema Maluku’s Talents & Competencies Development Platform.
Judulnya menarik. Lalu ! Apa yang dimaksud Maluku’s Talents & Competencies Development Platform oleh Anggota DPR – RI, Dapil Provinsi Maluku yang kembali dipercayakan masyarakat ini. Saya mengangkat semuanya tanpa diedit berikut;
KEHADIRAN platform Gojek dan Grab telah mendisrupsi dan mengubah tatanan dan layanan transportasi dari layanan taksi yang tadinya cenderung bersifat eksklusif dan mahal menjadi layanan taksi yang murah dan dapat diakses oleh banyak pihak dengan fleksibilitas waktu dan tempat.
Sama halnya dengan industri perdagangan seperti perdagangan elektronik, alat rumah tangga, pakaian dan makanan yang tadinya hanya bisa diakses oleh sebagian orang yang mampu mencapai tempat penjualan secara fisik, dengan dukung platform marketplace, sekarang semua orang bisa mengakses dan mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan mudah dan lebih nyaman.
Begitu juga halnya dengan Ketenagakerjaan. Berbagai jenis pekerjaan yang tadinya harus dilakukan dengan kehadiran fisik di lokasi kerja, sekarang bisa dilakukan dari jarak jauh, secara virtual dan dalam ruang kenyamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerja.
Perkembangan pesat di dunia teknologi digital telah memberikan pengaruh besar ke dalam pola kerja dan bentuk interaksi antara pekerja dan pemberi kerja serta pelaku industri lainnya yang terintegrasi di dalam platform yang sama.
Perkembangan teknologi digital juga telah mengakibatkan hilangnya sebagian peluang kerja yang biasanya dilakukan oleh manusia, kini telah digantikan oleh mesin berbasis teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). McKinsey memperkirakan bahwa 14% dari tenaga kerja global, atau sebanyak 375 juta pekerja, harus berganti pekerjaan dan/atau memperoleh keterampilan baru dalam dekade berikutnya karena otomatisasi dan kecerdasan buatan.
Demokratisasi Tenaga Kerja sebagai dampak dari pesatnya laju perkembangan teknologi digital bisa berdampak negatif bagi Maluku bila kita tidak bisa mengelolanya dengan baik dan benar. Salah satu potensi dampak negatifnya adalah migrasi tenaga kerja ke luar Maluku akibat peluang pekerjaan yang lebih baik dan/atau tidak tersedianya jenis pekerjaan yang sesuai dengan bidang peminatan lulusan perguruan tinggi.
Pemerintah memiliki kepentingan strategis dalam memastikan penerapan Workforce Value Chaindi dalam Penyusunan Strategi Pembangunan-nya untuk dapat membangun Maluku’s Talents and Competencies Platform (Platform Digital dan database Sumber Daya Manusia Maluku) dengan berbagai kategori kompetensi, pengetahuan, pengalaman kerja, remunerasi bahkan sampai dengan aspek karakter dari setiap individu yang ada untuk kemudian digunakan dalam mengantisipasi dampak disrupsi yang diakibatkan oleh transformasi digital sekaligus mempersiapkan masyarakat Maluku dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, khususnya yang terkait dengan pekerjaan mereka.
Platform Digital Sumber Daya Manusia Maluku idealnya mengadopsi konsep Personalized Learning Interaction Framework (PLiF)28 dengan dukungan teknologi Generative Artificial Intelligence (Gen AI), sehingga bisa terbangun interaksi antar siswa, antara siswa dan tutor, bahkan antara siswa, tutor dan komunitas serta antar siswa dengan pelaku bisnis dan industri.
Dengan demikian pada akhirnya akan terbangun komunitas progresif di Maluku yang memiliki semangat berbagi dan semangat berkolaborasi yang tinggi dengan Daya Saing Unggulan Transient.(red)