ALMULUKNEWS.COM AMBON – Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Kristen, Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, Nansij Latuheru, S.Sos., M.Siu, menegaskan bahwa kerukunan antar umat beragama merupakan pilar penting dalam menjaga kedamaian dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, Latuheru menyampaikan bahwa upaya untuk mempererat hubungan antar umat beragama semakin ditekankan melalui kegiatan dialog intern dan moderasi beragama yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Maluku.
Kegiatan ini dihelat di Desa Waetina, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, pada Selasa, 10 Desember 2024. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman masyarakat tentang pentingnya kerukunan dan moderasi beragama dalam masyarakat yang majemuk. Latuheru, dalam laporannya, mengungkapkan bahwa dialog ini tidak hanya berfokus pada hubungan antar agama yang berbeda, tetapi juga pada pentingnya kerukunan di dalam satu agama.
“Kerukunan antar umat beragama bukan hanya soal toleransi antar agama yang berbeda, tetapi juga bagaimana kita membangun kerukunan dalam satu agama. Ini penting agar kita bisa saling menghargai, bekerja sama, dan membangun kesejahteraan bersama tanpa adanya perpecahan yang dapat memicu konflik,” ujar Latuheru.
Ia menambahkan bahwa kerukunan internal dalam agama sangat vital karena memungkinkan umat untuk bersatu dalam membangun solidaritas sosial dan memperkuat ikatan sosial yang dapat mempererat hubungan antar individu, kelompok, dan komunitas. Hal ini, lanjutnya, menjadi pondasi yang kokoh dalam menciptakan kedamaian di tengah masyarakat.
Salah satu tema utama dalam acara ini adalah moderasi beragama, yang menjadi pembahasan penting dalam menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Moderasi beragama mengajak umat untuk memahami ajaran agama dengan cara yang tidak ekstrim dan terbuka terhadap perbedaan. Latuheru menyatakan bahwa moderasi beragama sangat dibutuhkan dalam masyarakat yang plural, seperti Indonesia, di mana berbagai agama dan budaya hidup berdampingan.
“Melalui moderasi beragama, umat dapat menjalankan ajaran agama dengan cara yang damai, jauh dari kekerasan, ekstrimisme, dan intoleransi. Ini adalah pendekatan yang sangat penting dalam menjaga kehidupan beragama yang penuh toleransi dan saling menghargai,” tambah Latuheru.
Untuk memperdalam pemahaman tentang moderasi beragama, dua materi penting disampaikan dalam dialog ini. Pertama, materi tentang Moderasi dalam Perspektif Teologi dan Aplikasinya dalam Kehidupan Internal Umat Kristen, yang disampaikan oleh Ketua Klasis GPM Buru Utara. Kedua, materi mengenai Sketsa Kehidupan Beragama di Indonesia, yang dibahas oleh Rektor IAKN Ambon. Materi kedua ini menggambarkan bagaimana kehidupan beragama yang multikultural dapat terjaga dengan baik di Indonesia, melalui pendekatan yang moderat dan saling mendukung antar umat beragama.
Hadir dalam acara ini, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, S.Ag., M.Pd.I, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Buru, Abdul Gani Wael, S.Ag., serta Pejabat Eselon IV di lingkungan Kankemenag Buru. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Kepala Pemerintah Desa Waetina, Ketua Pengurus Desa Sadar Kerukunan, dan Ketua Majelis Jemaat GPM Waetina, yang menunjukkan dukungan kuat dari berbagai pihak terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama.
Dengan adanya dialog ini, diharapkan masyarakat Buru dapat terus memperkuat hubungan antar umat beragama, menjaga kerukunan, dan mewujudkan masyarakat yang damai, harmonis, serta penuh toleransi. Dialog intern dan moderasi beragama menjadi jalan penting menuju terciptanya kesejahteraan sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai agama yang moderat dan saling menghargai. (***)