Optimalisasi Potensi DWP Kemenag RI dalam Mencapai Kinerja yang Berkualitas

ALMULUK.NEWS.COM, AMBON, — Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI, yang berlangsung di lantai 6 Gumaya Tower Hotel, Jl. Gajahmada No.59-61, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin, 05 Februari 2024.

Rakernas DWP Kemenag RI dengan sorotan tema, Optimalisasi Potensi DWP Kemenag RI dalam Mencapai Kinerja yang Berkualitas’, yang diikuti seluruh Ketua DWP Satker Kemenag RI se-Indonesia ini, dibuka oleh Penasehat DWP Kementerian Agama RI, Hj. Eny Retno Yaqut.

Mengawali sambutannya, Eny mengajak seluruh peserta Rakernas DWP Kemenag RI untuk menyampaikan puja dan puji serta syukur, kehadiran Ilahi Rabbi yang telah memberikan murahan rahmat taufik dan hidayah-Nya, sehingga para ketua DWP Kemenag se-Indonesia dapat bersua dalam keadaan sehat wal afiat. Tak lupa, ajak Eny, menyampaikan salam dan sholawat kepada nabi akhir zaman. “Junjungan dan panutan kita Nabi Agung Muhammad SAW sebagai suri tauladan, panutan kebaikan bagi seluruh umat, semoga kita semua mendapat syafaat di yaumil akhir, amiin allahumma amiin.”

Eny menjelaskan, tema Rakernas tahun ini dipilih dengan harapan, dapat menjadi ruh atau semangat yang dapat mendorong/memotivasi organisasi DWP menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan berhasil maksimal.

Ia mengungkapkan, optimalisasi potensi diri menjadi hal yang paling penting dalam berorganisasi, karena keberhasilan sebuah organisasi terletak pada potensi diri individu-individu yang ada di dalamnya, para pengurus dan anggotanya, untuk mengenal lebih jauh, apa dan bagaimana potensi itu. “Marilah kita coba untuk menengok Kembali arti potensi baik secara etimologi maupun secara terminology,” ajak Eny.

Dijelaskan, secara etimologi berasal dari dua bahasa. “Bahasa Inggris “Potency”. Dan, Bahasa latin yaitu “Potential”,” kata Eny. Kedua kata ini memiliki arti. Potency yang berarti kekuatan, daya, tenaga, kesanggupan dan kemampuan. Sedangkan, potential memiliki arti kemampuan yang terpendam dan memiliki kemungkinan untuk bisa dikembangkan serta dapat menjadi aktual, urai Eny.

Lebih mendalam, Eny menjelaskan potensi dari kamus Bahasa Indonesia. “Sebuah kemampuan atau kualitas dasar seseorang yang terpendam yang belum difungsikan secara maksimal dan akan dapat dirasakan hasilny setelah kemampuan tersebut dikembangkan.”

Secara terminology, lanjut isteri Menteri Agama RI ini, potensi mempunyai makna sebuah sumber daya, kekuatan, kesanggupan, kemampuan dan pengaruh yang sangat besar yang belum diketahui, belum dibukakan, kuasa yang tersimpan, kekuatan yang belum tersentuh, keberhasilan yang belum digunakan, karunia yang tersembunyi yang sangat mungkin untuk dikembangkan.

Dalam organisasi, kata Eny, potensi dapat dikaitkan dengan suatu kemampuan diri atau kelompok untuk memperoleh prestasi atau kinerja yang lebih baik.

Menurut Michael Johnson, kata Eny, potential is an ability that exists within a person or organization, which has not yet been managed, discovered, explored and developed better. In the form of brain, emotional, physical and spiritual potential that can be developed and trained at unlimited levels to achieve higher quality achievements and performance.

“Potensi adalah sebuah kemampuan yang ada dalam diri atau kelompok manusia, yang belum dikelola, ditemukan, digali, dan dikembangkan lebih baik. yang berupa potensi otak, emosi, fisik, dan spiritual yang dapat dikembangkan dan dilatih pada tingkat yang tidak terbatas untuk mencapai prestasi dan kinerja yang lebih berkualitas.”

Eny kemudian memberikan cara untuk mengoptimalkan potensi diri melalui organisasi DWP, minimal ada tujuh; 1). Menemukan potensi diri, 2). Menentukan Tujuan, 3). Menata Niat dan Memotivasi Diri, 4). Mulai dengan Hal Kecil dan Mudah untuk dilakukan, 5). Konsisten terhadap apa yang sudah dilakukan, 6). Temukan Gaya Bekerja, dan 7). Menghargai Pencapaian.

“Jika kita sudah mengetahui cara-cara untuk mengoptimalkan diri, secara otomatis kualitas diri akan mengiringi, tentunya akan berdampak pada kualitas kenerja dalam ber organisasi. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kualitas organisasi, dalam hal ini adalah organisasi DWP kemenag RI,” tekan Eny.

Setidaknya, kata Eny, ada enam cara jitu untuk meningkatkan kualitas organisasi melalui manajemen kinerja yang efektif dan efisien. Pertama, menetapkan tujuan. Kedua, komunikasikan dengan konsisten. Ketiga, pertimbangkan training dan pengembangan. Empat, menggunakan alat manajemen kinerja yang baik. Lima, memberikan umpan balik yang teratur. Enam, mengenali dan mengapresiasi konstribusi pengurus atau anggota. Poin ini, kata Eny, mengapresiasi dan mengakui serta menghargai donasi pengurus/anggota melalui knerja yang baik, dalam bentuk penghargaan dan pengakuan, sehingga memotivasi untuk berbuat terus berkinerja dengan baik.

Eny menutup dengan kalimat bijak. “Menjadi pemimpin itu harus siap menjadi langit yang dipandang semua orang, dan siap menjadi bumi yang menjadi pijakan semua orang.” (AIS)