ALNEWS. JAKARTA, — Kementerian Agama akan menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) guna membahas perdamaian global. Kemenag menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam acara yang akan berlangsung di dua tempat ikonik dan bersejarah, yakni Gedung Merdeka (Gedung penyelenggaran Konferensi Asia-Afrika 1965) dan Hotel Savoy Homann, Bandung, 20-22 Desember 2023.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan, KMBAAA menjadi ikhtiar Kementerian Agama dalam penguatan moderasi beragama di level global sekaligus ikut mengupayakan perdamaian dunia, di tengah konflik yang terus terjadi di sejumlah negara.
“Menag Yaqut Cholil Qoumas telah mendapat mandat sebagai Ketua Pelaksana Sekretariat Bersama Penguatan Moderasi Beragama, berdasarkan Perpres No 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. KMBAAA menjadi forum strategis internasionalisasi Moderasi Beragama di kawasan Asia Afrika dan Amerika Latin,” terang Wibowo di Jakarta, Jumat (15/12/23).
“Tidak semata soal moderasi beragama, akan dibahas dalam KMBAAA, sejumlah langkah strategis dalam rangka berpartisipasi dalam perdamaian global dan mencari penyelesaian terbaik atas konflik yang masih terjadi di sejumlah negara,” sambung dia.
Fakta ini perlu direspons, kata Wibowo, karena ada kecenderungan konflik dunia semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Dari Ukraina ke Gaza, perang dan krisis terus terjadi. Perang Israel dan Hamas di Gaza, bahkan dikhawatirkan menyebar ke seluruh Timur Tengah. Eskalasi perang ini terus mengambil nyawa warga sipil, mengganggu penyediaan perawatan medis untuk menyelamatkan nyawa, mengacaukan layanan mendasar untuk bertahan hidup, dan meninggalkan banyak keluarga yang berduka atas hilangnya orang yang dicintai.
“Dunia memberikan reaksi atas konflik-konflik ini, namun dampaknya belum sesuai harapan. Sejumlah pemimpin negara belum berbicara secara terbuka tentang konflik yang sedang berlangsung ini. Apalagi, upaya Dewan Keamanan PBB membuat resolusi khusus tentang perang, juga gagal dengan veto Amerika Serikat,” sebut Wibowo.
Kegiatan ini memiliki tujuan secara internasional sebagaimana tertuang dalam konsep Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kemenag RI.
Di mana, melihat konteks global saat ini sebagai momentum untuk menyerukan negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan benua lainnya agar menghentikan eskalasi konflik dan menciptakan perdamaian bagi semua. Bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Balitbang Diklat Kemenag menggelar KMBAAA.
Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno menjelaskan, KMBAAA mengangkat tema Religion And Humanity. KMBAAA digelar dengan mengambil spirit Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung. KMB-AAA ini dimaksudkan menjadi forum strategis dan berdampak bagi para pemimpin negara di Asia-Afrika dan Amerika Latin untuk bersatu menyuarakan dan mengupayakan penguatan peran PBB dalam menciptakan perdamaian abadi bagi seluruh dunia.
“KMB-AAA ini menjadi preliminary event untuk sebuah perhelatan yang lebih besar di tahun 2024, yaitu Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin. Sebagai pre-conference event, KMB-AAA pada tahun ini bermaksud mengundang enam negara anggota PBB yang berasal dari Global South, yaitu Brazil, Mexico, Mesir, Saudi Arabia, dan Afrika Selatan,” jelas Suyitno.
Suyitno berharap, Brazil, Mexico, Mesir, Saudi Arabia, dan Afrika Selatan dapat mengirim delegasi resmi ke Jakarta yang dipimpin oleh Menteri atau Lembaga Urusan Agama masing-masing. Para delegasi dari keenam negara ini bersama Indonesia akan menyampaikan pidato resmi menyikapi konstelasi geopolitik dunia, khususnya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang saat ini sedang berlangsung.
“KMBAAA juga sekaligus merencanakan konferensi yang lebih besar di tahun 2024 terkait Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan Amerika Latin,” sebut Suyitno.
Dirincikan, tujuan pelaksanaan Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin meliput; 1) Menggelorakan kembali api dan semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung dan diplomasi Indonesia di Latin Amerika tentang perdamaian dan persatuan bagi masyarakat dunia; 2) Mengembangkan peran diplomasi publik internasional Republik Indonesia melalui penguatan moderasi beragama; 3) Mendorong terciptanya atmosfir perdamaian dan kerukunan umat beragama di dunia; 4) Menangkal tumbuhnya budaya kekerasan dan kelompok keagamaan ekstrem; 5) Mengajak para pemimpin, ilmuwan, dan praktisi dari beragam latar belakang budaya, politik dan agama untuk terlibat dalam dialog yang bermakna demi meningkatkan moderasi, toleransi, kesetaraan dan keselamatan; 6) Berpartisipasi dan berkontribusi bagi terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) dari perspektif agama; 7) Menampilkan praktik-praktik baik toleransi beragama dan berbagi pelajaran mengenai pembangunan kerukunan umat beragama; dan 8) Membuat rekomendasi mekanisme pembuatan kebijakan dan protokol dalam melakukan mitigasi dan penyelesaian masalah intoleransi, kekerasan dan ekstremisme keagamaan;
Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Latin Amerika bertemakan Religion for Humanity dengan beragam sub-tema; 1) Religious Moderation, Nationalism and Multiculturalism. 2) Moderation in Divine Texts and Literature; 3) Moderation, Tradition and Education in Multifaith Contexts; 4.) Moderation among Non-Religious Groups and Movements. 5) Moderation, Religious Authority, State Leadership and Identity Politics. 6) Moderation, Religion and Social (In) Justice. 7) Gender Equity, Women Roles and Moderation. 8) Religious Tolerance and Digital Media. 9) Youth, Religious Radicalism and Extremism. 10) Best Practices and Experiences of Religious Moderation.
Dalam KMBAAA ini akan digelar Plenary Sessions yang menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu: Prof. Nahlah Al-Shoaidy (Penasehat Utama Sheikh Al- Azhar Al-Syarif, Mesir), Dr. (HC) Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU, Indonesia), Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Indonesia), Mahamahopadhyaya Bhadreshdas Swami (Tokoh Hindu, India), Prof. Samir Boudinar (Tokoh Moderate Muslims, Maroko) dan Ven. Napan Santibhaddo (Tokoh Moderate Buddhists, Thailand), Prof. Haiming Wen (Tokoh dan intelektual Konfusianisme, Cina, dan Matius Ho (Leimena Intitute).
Selain itu, akan digelar Conference Parallel Sessions oleh pembicara terpilih dari akademisi, peneliti dan praktisi dari dalam dan luar negeri.
- Editor: Moh Khoeron