Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas

ALMULUKNEWS.COM, — Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah melakukan terobosan signifikan dalam pelaksanaan ibadah haji melalui digitalisasi layanan. Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kenyamanan bagi para calon jemaah haji. Digitalisasi ini meliputi berbagai aspek, mulai dari pendaftaran, manajemen data jemaah, hingga layanan di Tanah Suci.

Pendaftaran haji yang sebelumnya memerlukan proses manual, dan memakan waktu, serta cost yang tinggi, kini dapat dilakukan secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh Kemenag.

Cukup mengklik dari rumah melalui mobile phone, Jemaah dapat mengakses informasi secara real-time, mengenai jadwal keberangkatan, pembayaran, dan berbagai persyaratan lainnya. Selain itu, Kemenag juga memperkenalkan sistem monitoring berbasis teknologi yang memungkinkan keluarga jemaah di Indonesia memantau keberadaan, dan kondisi kerabat mereka yang sedang menunaikan ibadah haji.

Di sisi lain, layanan di Tanah Suci juga mengalami peningkatan melalui penggunaan teknologi. Aplikasi digital yang dikembangkan memungkinkan jemaah untuk mendapatkan informasi penting terkait ibadah, lokasi, dan rute perjalanan. Sistem ini dirancang untuk meminimalisir risiko tersesat dan memastikan bahwa jemaah dapat melaksanakan ibadah dengan lebih tenang dan fokus.

Digitalisasi ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi jemaah, tetapi juga mempermudah pengawasan dan pengelolaan oleh pihak Kemenag. Data yang terintegrasi memudahkan pelacakan dan penyelesaian permasalahan yang mungkin terjadi selama proses ibadah haji.

Dengan langkah digitalisasi ini, Kemenag RI menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada umat, menjadikan ibadah haji semakin mudah, aman, dan nyaman bagi seluruh jemaah dari Indonesia.

Sejurus dengan hadirnya konsep tema Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke – 79 tahun. “Nusantara Baru, Indonesia Maju”.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab di sapa Gus Yaqut, serasa telah mendahuluinya. Digitalisasi Layanan Haji ala Gusmen: Terobosan untuk Indonesia Baru, telah menjawab Nusantara Baru, Indonesia Maju.

Hal ini dapat dilihat dari konsep upacara HUT RI, 17 Agustus 2024, yang digelar dari dua istana negara. Istana Negara di IKN, dan Istana Negara di Jakarta. Upacara virtual ini tidak lain menanamkan cip konsep pembangunan digitalisasi, yang telah dilakukan oleh Gus Men, terhadap seluruh pelayanan di Kementerian Agama melalui aplikasi digital, termasuk layanan haji.

Putra dari K.H. M. Cholil Bisri dan adik kandung dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Dr. K.H. Yahya Cholil Staquf, memiliki gaya berpikir dan begerak yang cepat, untuk melayani umat.

Gebrakan di era globalisasi dan teknologi informasi yang berkembang pesat ini, meniscayakan tuntutan digitalisasi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan, termasuk dalam penyelenggaraan ibadah haji. Keponakan dari K.H. Musthofa Bisri ini memahami betul pentingnya inovasi ini.

Sebagai seorang pemimpin yang memiliki visi ke depan, lulusan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, yang sukses memimpin GP Ansor ini, melihat potensi besar dalam penerapan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kenyamanan jamaah haji Indonesia. Dengan diluncurkannya berbagai aplikasi dan platform digital, mulai dari pendaftaran haji hingga manajemen logistik dan kesehatan, Gus Yaqut telah membawa perubahan signifikan dalam pelayanan haji di Indonesia.

Transformasi ini tidak hanya mempermudah proses administrasi, tetapi juga menjamin bahwa seluruh informasi dan layanan terkait haji dapat diakses dengan lebih cepat, dan akurat oleh para calon jamaah. Selain itu, pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah haji menjadi lebih mudah dan terkontrol, sehingga pemerintah dapat memastikan bahwa setiap tahapan ibadah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariah dan regulasi yang berlaku.

Digitalisasi layanan haji ini adalah terobosan besar yang mencerminkan komitmen Gus Men untuk membawa Indonesia lebih maju dalam memberikan pelayanan terbaik bagi umat. Langkah ini tidak hanya menjadi solusi atas berbagai tantangan klasik dalam penyelenggaraan haji, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang terdepan dalam pemanfaatan teknologi untuk pelayanan ibadah haji.

Digitalisasi layanan haji yang diinisiasi oleh GusMen bukan sekadar adaptasi terhadap teknologi, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi para calon jemaah haji. Sebelumnya, proses administrasi haji seringkali diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti birokrasi yang berbelit-belit, kurangnya transparansi, hingga informasi yang sulit diakses oleh calon jemaah. Dengan adanya digitalisasi, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.

Salah satu inovasi utama yang dihadirkan adalah penerapan sistem manajemen haji berbasis teknologi informasi yang terpadu. Sistem ini memungkinkan calon jemaah untuk mengakses informasi secara real-time terkait tahapan persiapan haji, mulai dari pendaftaran hingga kepulangan. Selain itu, aplikasi mobile yang disediakan memberikan kemudahan bagi jemaah untuk memantau perkembangan dan jadwal mereka selama berada di Tanah Suci.

Transformasi digital ini juga berdampak pada peningkatan efisiensi internal di Kementerian Agama. Data jemaah haji yang sebelumnya tersebar di berbagai departemen kini terintegrasi dalam satu platform, memungkinkan akses data yang lebih cepat dan akurat.

Gus Yaqut dalam berbagai pertemuan juga memastikan bahwa transformasi ini didukung dengan pelatihan dan edukasi bagi para petugas haji, sehingga mereka mampu mengoperasikan teknologi baru ini dengan optimal.

Keberhasilan digitalisasi layanan haji ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk kerjasama dengan lembaga teknologi nasional dan internasional.

Ia secara aktif melibatkan berbagai pihak untuk memastikan bahwa implementasi digitalisasi berjalan sesuai dengan standar global dan memberikan manfaat maksimal bagi seluruh jemaah haji Indonesia.

Dalam jangka panjang, transformasi digital ini diharapkan tidak hanya memudahkan proses haji, tetapi juga menjadi model bagi layanan keagamaan lainnya di Indonesia.

GusMen dengan visi progresifnya, telah membuka jalan menuju era baru di mana pelayanan publik, khususnya dalam bidang keagamaan, menjadi lebih modern, transparan, dan efisien. (***)

***Humas IAIN Ambon