ALNEWS.AMBON, — Guna meningkatkan akamodasi nilai-nilai budaya maritim dalam penguatan moderasi beragama di kalangan mahasiswa, maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar Pembinaan Moderasi Beragama bagi 30 perwakilan Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himapro) di lingkup IAIN Ambon. Pelatihan yang menghadirkan dosen dan pegawai sebagai narasumber ini berlangsung di Ruang Aula Lt 3 Gedung Rektorat IAIN Ambon, 10 – 12 Nopember 2023.

Rektor IAIN Ambon, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si dalam sambutannya mengakui, kesadaran pimpinan dalam mensupport kegiatan akademik masih jauh panggang dari apa yang seharusnya dilakukan. Salah satu contohnya, pada acara ini, hanya Rektor seorang diri yang turut hadir. Semestinya, pimpinan lain, seperti para wakil rektor, para dekan, ketua dan sekretaris jurusan, maupun kepala UPT, ikut hadir. Apalagi, kegiatannya melibatkan mahasiswa, dan berkaitan dengan moderasi beragama. Juga, penguatan hubungan moderasi beragama dengan visi maritim.

Kalau kondisi ini terus dibiarkan, tegas Rektor, akan membawa dampak kurang sehat ketika kampus ini sudah beralih ke Universitas Islam Negeri (UIN). “Jangan sampai muncul istilah, UIN rasa IAIN. Untuk mencegah hal ini, sikap tegas harus diambil,” tekan Rektor.

Terkait kondisi ini, Rektor akan mengevaluasi disiplin para pimpinan di kampus IAIN Ambon khususnya dalam hal menghadiri suatu acara, terutama kegiatan akademik. Ia berharap, setelah dilakukan evaluasi, ada kesadaran bersama untuk memeriahkan setiap event kegiatan.

Seperti biasanya, Rektor juga menjelaskan perkembangan kampus IAIN Ambon pada semua bidang, terutama kesiapan menuju transformasi alih bentuk menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Muthalib Sangaji Ambon.

Rektor mengakui, bila tak ada aral, transformasi alih bentuk IAIN Ambon menjadi UIN AMSA sebelum berganti tahun. Hal ini didasarkan kepada seluruh kelengkapan dokumen alih status telah memenuhi syarat penilaian baik dari Kementerian Agama RI, Kemenpan-RB, hingga penilaian bersama dari Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) maupun Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Untuk itu, ia berharap seluruh mahasiswa IAIN Ambon dapat berbangga hati dengan usaha yang sudah dilakukan bersama, sehingga semua penilaian terhadap dokumen alih status menjadi UIN tanpa hambatan apapun, dibanding dengan PTK lain.

Kepada mahasiswa dan civitas IAIN Ambon, Rektor meminta dukungan semua pihak agar sama-sama mengubah pola berpikirnya dari IAIN menjadi UIN. Sehingga, saat kampus ini beralih menjadi UIN, budaya dan karakter civitas sudah beralaskan UIN, bukan terasa IAIN lagi.

Khusus untuk kegiatan moderasi beragama ini, Rektor menegaskan, selain menjadi bagian dari kurikulum di IAIN Ambon, moderasi beragama merupakan program nasional yang wajib diikuti dan dipahami seluruh civitas. Praktek dan ciri mahasiswa harus senantiasa mencerminkan diri sebagai orang beragama yang rahmatan lil alamin.

Sementara Plt Ketua LP2M IAIN Ambon, Dr. Abdillah, M.Pd dalam laporannya menyebutkan, kegiatan ini diikuti 30 peserta dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRO) di lingkup IAIN Ambon.

Selain menerima materi di ruangan, mahasiswa juga akan diajak turing moderasi beragama ke mantan Raja Negeri Passo dan mengunjungi Negeri Mamala di Pulau Ambon.

Ia menjelaskan, mahasiswa yang menjadi peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mereka, karena tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan ini. Mereka terpilih sebagai peserta dari sekian ribu mahasiswa IAIN Ambon.

Usai kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjadi agent penyambung kepada mahasiswa lain, dan masyarakat dalam pendidikan moderasi beragama yang kaitannya dengan kemaritiman di Maluku. Sebab, kemaritiman adalah salah satu nilai utama pengembangan keilmuan Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Muthalib Sangaji Ambon nanti, akui Abdillah yang juga Sekretaris LP2M IAIN Ambon.

Ia menambahkan, moderasi beragama adalah salah satu program rencana pembangunan nasional di Kementerian Agama RI. Di mana, IAIN Ambon sebagai salah satu perguruan tinggi di bawah Kemenag RI, memiliki tugas untuk mengaplikasikannya ke dalam kurikulum dan kegiatan civitas.

“Lewat pembinaan ini, dapat menjadi salah satu pembelajaran yang bermakna, untuk melahirkan mahasiswa yang dapat mengaplikasikannya baik secara teori maupun praktik di tengah-tengah kehidupan pribadi, keluarga maupun lingkungan masyarakat. (***)