ALNEWS, AMBON, — Ratusan warga di Kota Ambon terserang penyakit kusta atau lepra. Sejenis penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengungkapkan, angka penderita penyakit kusta di daerah ini melambung hingga 100 lebih. “Penderita Kusta di Kota Ambon sendiri sudah sekitar 100 lebih. Sementara kita skrening kepada warga yang dicurigai,” ungkap Wendy kepada wartawan di Balai Kota Ambon, kemarin.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Ambon, melalui Dinas Kesehatan terus berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap sejumlah penyakit menular. Selain Tuberkulosis (TBC), Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), juga terhadap penyakit kusta dimaksud.

Kata dia, skrening dilakukan di seluruh wilayah Kota Ambon terhadap warga yang dicurigai memiliki tanda-tanda penyakit kusta. “Kita lakukan diseluruh wilayah oleh kader-kader atau petugas kita di lapangan.”

Apabila ditemukan gejala adanya penyakit ini, maka terduga penderita akan dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan pengobatan. “Warga yang kami curigai memiliki tanda kusta, langsung dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa. Kalau positif, maka diberikan obat.”

Istri dari Afras Pattisahusiwa ini mengakui, dalam masa pengobatan, akakn ada reaksi. Tentu, warga tidak perlu panik. “Misalnya, muncul reaksi awal perubahan pada warna kulit yang kadang terjadi pada penderita kusta. Jadi, dengan adanya reaksi di awal pengobatan, sehingga juga disiapkan pendampingan,” tukas dia.

Pentingnya dilakukan skrening dini, untuk mengantisipasi adanya penderita kusta yang sudah cacat. “Tren kasus juga mengalami peningkatan meski tetap sejalan dengan penderita yang sembuh. Tapi, ada juga yang cacat. Kita cegah jangan sampai ada yang cacat,” kata dia.

Sehingga itu, ia mengajak warga untuk tidak malu melaporkan diri yang menderita sakit ini. Sebab, kalau tidak diobati, maka akan berdampak lebih buruk di masa mendatang.

“Yang kita harapkan itu juga ada dukungan dari masyarakat. Kita tidak mungkin mau berupaya sendiri tanpa ada dukungan dari masyarakat. Olehnya itu mari kita perangi penyakit menular ini untuk kebaikan kita bersama,” harap dia. (ma)